+65 6681 6717
230 Victoria Street, #15-01/08,Bugis Junction,Singapore 188024

20 Juni 2025 Posted by Elite Asia Marketing ESG
ESG keuangan

ESG Mengubah Industri Jasa Keuangan, Perusahaan Harus Beradaptasi

Ketika ESG tidak lagi sekadar pemeriksaan formalitas dan mulai memengaruhi keputusan kredit, Anda tahu bahwa perubahan besar tengah terjadi. Di Asia Tenggara, khususnya Malaysia, sektor keuangan mulai menyadari pentingnya ESG (Environmental, Social, and Governance). ESG kini mendapat perhatian serius dari pemerintah, organisasi internasional, dan tentu saja, investor besar. Kerangka kerja risiko iklim Bank Negara Malaysia, penerbitan green sukuk, dan meningkatnya pengawasan investor—semuanya mengarah ke satu hal: jika institusi keuangan Anda masih menganggap ESG sebagai isu sampingan, peluang besar bisa saja terlewatkan.

Apakah ESG sama dengan sustainable finance? Bagaimana audit masuk dalam konteks ini? Bagaimana cara bank dinilai dalam aspek ESG?

Perbedaan ESG dan Sustainable Finance

Pertama, mari kita luruskan satu kesalahpahaman umum.

ESG adalah sebuah kerangka kerja. ESG memungkinkan bank, manajer aset, dan perusahaan asuransi untuk mengukur risiko dan peluang berdasarkan kriteria lingkungan, sosial, dan tata kelola. ESG menjadi acuan dalam cara instansi keuangan beroperasi, menentukan investasi, serta mengelola eksposur risiko—mulai dari jejak karbon hingga akuntabilitas di tingkat dewan direksi.

ESG keuangan

Di sisi lain, sustainable finance merujuk pada produk dan layanan keuangan yang dirancang untuk mendukung pencapaian target keberlanjutan. Ini adalah hasil nyata: green bonds, sustainability-linked loans, portofolio ekuitas yang berfokus pada ESG.

Dengan kata lain: ESG adalah lensa; sustainable finance adalah output.

Sebagai contoh, bank dapat menawarkan pinjaman berbasis ESG dengan tingkat suku bunga lebih rendah kepada produsen jika mereka memenuhi target penurunan emisi. Ketentuan pinjaman tersebut didasarkan pada metrik ESG—misalnya intensitas karbon, keterlacakan rantai pasok, tingkat kesejahteraan karyawan—sehingga instrumen tersebut termasuk instrumen keuangan berkelanjutan.

Related Post: 3 Critical Factors To Mind When Integrating ESG Principles

ESG dalam Sektor Perbankan dan Keuangan

Regulasi secara global kini bergerak dari pendekatan anjuran menjadi penegakan.

Regulasi Sustainable Finance Disclosure dari Uni Eropa (SFDR), standar pelaporan ISSB, dan inisiatif Net-Zero Banking Alliance tengah mendefinisikan ulang konsep “responsible finance”. ESG kini tidak lagi sekadar dipersepsikan sebagai isu lingkungan—tetapi menjadi standar yang diukur secara legal dan finansial atas capaian ESG.

Di Malaysia, perubahan ini berjalan secara bertahap.

Bank Negara Malaysia (BNM) telah memperkenalkan Climate Change and Principle-based Taxonomy (CCPT) dan menerbitkan Guidance Document on Climate Risk Management and Scenario Analysis. Institusi keuangan syariah juga mulai mengadopsi prinsip Value-based Intermediation (VBI), dengan integrasi ESG sebagai pilar utama dalam perbankan berbasis syariah.

Sementara itu, Securities Commission Malaysia mendukung Standar ASEAN Green Bond dan mewajibkan perusahaan tercatat publik untuk menyerahkan disclosure terkait keberlanjutan.

Regulasi tersebut tidak lagi bersifat teoritis. Kini, semuanya membentuk keputusan keuangan yang nyata.

Related Post: Six Major ESG Frameworks You Need to Know: Which One is Right For You?

Metrik dan Skor ESG di Keuangan: Apa yang Penting dan Mengapa?

Di sinilah aspek ESG menjadi terukur.

Metrik ESG merupakan data mentah seperti: emisi gas rumah kaca (GHG), diversitas gender di dewan direksi, eksposur terhadap industri deforestasi, tingkat pergantian karyawan, dan sebagainya.

Skor ESG adalah hasil evaluasi agregat yang diproduksi oleh lembaga-lembaga seperti MSCI, Sustainalytics, atau Refinitiv, dengan menggabungkan beragam metrik menggunakan metodologi masing-masing.

In the financial sector, ESG is measured through a variety of methods, each serving a different purpose:

ESG Ratings:

Evaluasi ini mengukur kinerja ESG di area utama seperti emisi karbon, kompensasi eksekutif, dan keberagaman.

ESG Indexes:

Digunakan sebagai tolok ukur dalam investasi ESG serta membantu merancang produk keuangan berbasis ESG.

ESG Integration:

Merupakan praktik menggabungkan data ESG langsung ke dalam analisis keuangan menggunakan model khusus.

Impact Investing:

Memprioritaskan investasi yang menghasilkan manfaat sosial dan lingkungan yang terukur di samping keuntungan finansial.

Berbagai alat ini digunakan untuk keperluan underwriting, penyaringan investasi, profiling nasabah, dan penilaian risiko. Skor ESG yang rendah dapat memicu peringatan bagi investor atau regulator, sementara kinerja ESG yang baik justru membantu menurunkan biaya pendanaan dan memperoleh persyaratan yang lebih baik.

Related Post: ESG Strategy: Absolute Guide and Comprehensive Overviews

Mengapa ESG Semakin Penting bagi Industri Jasa Keuangan

Lalu, mengapa ESG kini menjadi bagian inti dari perencanaan strategis di sektor keuangan?

  • Permintaan Investor: Investor semakin menginginkan produk yang sejalan dengan nilai-nilai mereka. Perusahaan keuangan yang menerapkan kriteria ESG berpeluang besar menarik modal tersebut.
  • Manajemen Risiko: ESG membantu mengidentifikasi dan mengelola risiko seperti paparan perubahan iklim, isu sosial, atau kegagalan tata kelola—risiko yang dapat merusak nilai perusahaan.
  • Regulasi: Kerangka regulasi mengenai disclosure ESG dan risiko iklim semakin diperketat. Adopsi proaktif terhadap regulasi ini memastikan kepatuhan dan menghindari sanksi.
  • Reputasi dan Branding: Membuktikan kinerja ESG yang nyata membangun kepercayaan dari klien, karyawan, dan regulator.

Melampaui sekadar kepatuhan, ESG membuka peluang baru. Sektor keuangan kini tidak lagi bersifat reaktif—tetapi turut membentuk arah ekonomi yang menilai nilai sebuah perusahaan tidak hanya dari sisi keuntungan semata, melainkan juga dari aspek keberlanjutan dan dampak sosial yang lebih luas.

Mencari Pendanaan Berbasis ESG

Inilah saat ESG menjadi nyata. Upaya implementasi ESG di sektor finansial mendorong munculnya Green Sustainability-Linked Finance.

Green finance mencakup pinjaman dan obligasi yang digunakan khusus untuk proyek ramah lingkungan, seperti energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, dan transportasi rendah karbon.

Sustainability-linked loans (SLLs) memiliki fleksibilitas lebih. Pinjaman ini mengaitkan syarat dengan pencapaian target ESG oleh peminjam. Jika target tercapai, Anda mendapat insentif. Jika gagal, suku bunga bisa naik.

Malaysia sudah menunjukkan kemajuan nyata. Skema Green Technology Financing Scheme (GTFS) telah mendanai proyek senilai lebih dari RM3 miliar. Sementara itu, green sukuk sudah banyak digunakan untuk membiayai berbagai inisiatif dari pertanian surya hingga gedung ramah lingkungan. Negara-negara anggota ASEAN turut mengadopsi ASEAN Sustainability Bond Standards untuk mendukung arus pendanaan hijau lintas negara.

Audit dan Disclosure ESG – Dari Kebijakan ke Praktik

Audit ESG dilakukan untuk memastikan praktik ESG sebuah institusi keuangan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan, baik secara internal maupun di seluruh portofolio mereka.

Terdapat dua jenis audit:

Internal audits

Audit ESG yang dilakukan oleh komite ESG atau departemen risiko di dalam perusahaan.

External audits

Audit ESG yang dilakukan oleh pihak verifikasi eksternal seperti PwC, DNV, atau spesialis ESG lokal seperti Elite Asia.

Di Malaysia, praktik ini semakin berkembang, terutama saat disclosure terkait iklim yang selaras dengan TCFD (Task Force on Climate-related Financial Disclosures) dan ISSB kini menjadi ekspektasi—bukan sekadar opsional. Untuk institusi keuangan, disclosure bukan hanya soal kepatuhan regulasi saja. Permintaan semakin tinggi dari klien, pemegang saham, dan talenta yang ingin bukti nyata—bukan janji semata—atas komitmen keberlanjutan.

Peluang ESG bagi Lembaga Keuangan

ESG bukan hanya soal mengurangi risiko. ESG bertujuan untuk menciptakan nilai, membangun kepercayaan jangka panjang, dan meningkatkan relevansi institusi. Ekonomi kini bergerak meninggalkan sistem lama yang ekstraktif. Lembaga keuangan berpeluang besar untuk membentuk transisi ini, baik melalui investasi berbasis dampak maupun kemitraan lintas sektor demi mengatasi tantangan sosial dan lingkungan. Ke depan, penguatan nilai-nilai ESG dalam praktik keuangan akan memberdayakan para pemimpin tata kelola untuk membantu komunitas dan nasabah menghadapi tantangan masa depan.

Roadmap Implementasi – Cara Lembaga Keuangan Mengadopsi ESG

Bagaimana langkah nyata yang bisa diambil?

  1. Governance structure: Menunjuk pejabat atau komite ESG khusus. Integrasikan ESG dalam diskusi di level dewan dan pemantauan risiko.
  2. ESG data and technology: Gunakan alat seperti Bloomberg ESG data, standar SASB, atau penyedia analisis ESG lokal untuk membuat materiality mapping dan dashboard pelaporan.
  3. Inovasi layanan untuk klien:
    • Menawarkan jasa konsultasi ESG.
    • Membuat produk keuangan hijau.
    • Mempublikasikan laporan dampak tahunan.
    • Menyesuaikan penawaran untuk UKM dan nasabah keuangan syariah yang ingin meningkatkan jejak ESG mereka.

Perlu diingat, tidak ada solusi ESG yang berlaku sama untuk semua bisnis. ESG harus disesuaikan dengan model bisnis, ekspektasi pemangku kepentingan, dan lingkungan regulasi—khususnya di Malaysia, di mana isu keuangan syariah, keanekaragaman hayati, dan kesetaraan sosial memiliki makna yang spesifik secara regional.

Kolaborasi dengan Ahli demi Kesiapan ESG

Dalam sistem keuangan yang makin dipengaruhi risiko iklim, tekanan regulasi, dan aktivisme pemangku kepentingan, ESG telah menjadi agenda utama di tingkat dewan perusahaan. Untuk lembaga keuangan di Malaysia dan kawasan ASEAN, pesannya jelas: adopsi ESG sekarang, atau risiko tertinggal dari aliran modal, peluang kemitraan, dan kelonggaran regulasi di masa depan.

Pertanyaannya bukan apakah ESG layak diterapkan dalam sektor keuangan. Pertanyaan utamanya adalah apakah institusi Anda akan menjadi pelopor, atau hanya mengikuti perubahan.

Elite Asia bekerja erat dengan sejumlah institusi keuangan di Asia untuk mendukung komunikasi ESG, keselarasan regulasi, dan pelaporan multibahasa. Baik Anda tengah menyiapkan laporan keberlanjutan, memulai inisiatif keuangan hijau, atau ingin mengadopsi standar TCFD atau ISSB dalam berbagai bahasa, para spesialis ESG kami siap membantu memastikan pesan Anda tersampaikan secara tepat, patuh regulasi, dan kredibel.

Keberlanjutan dalam keuangan bermula dari kejelasan—dan kami siap mendampingi Anda.