+65 6681 6717
230 Victoria Street, #15-01/08,Bugis Junction,Singapore 188024

22 September 2025 Posted by Elite Asia Marketing ESG
How to Measure, Maximise, and Prove the ROI of ESG Initiatives

Cara Mengukur, Memaksimalkan, dan Membuktikan Return on Investment (ROI) Inisiatif ESG

Manajer keberlanjutan menyiapkan laporan yang detail, tim keuangan mengalokasikan anggaran, dan para CEO menetapkan target net-zero. Namun, saat ditanya bagaimana semua upaya ini benar-benar berkontribusi pada nilai pemegang saham, banyak perusahaan masih kesulitan memberikan bukti nyata.

Riset Bain menunjukkan bahwa 98% inisiatif keberlanjutan gagal karena perusahaan tidak mampu mengukur ROI-nya secara efektif. Meski 74% CEO mengakui keberlanjutan sangat penting, hanya sebagian perusahaan yang benar-benar melacak hasil keuangannya. Dampaknya? ESG sering dipersepsikan hanya sebagai pusat biaya, bukan motor pertumbuhan. Padahal, data membuktikan: antara tahun 2013 dan 2020, perusahaan dengan performa ESG yang kuat menghasilkan tingkat pengembalian pemegang saham 2,6 kali lebih tinggi dibanding perusahaan rata-rata.

Kesenjangan ini membuat CFO, dewan direksi, serta manajer keberlanjutan berusaha keras membuktikan bahwa ESG bukan hanya kepatuhan, tetapi juga strategi. Tanpa bukti ROI yang jelas, ESG mudah dianggap proyek sampingan. Artikel ini akan mengulas bagaimana ESG dapat berdampak pada modal, risiko, serta pertumbuhan jangka panjang—beserta cara-cara untuk mengukurnya secara konkret.

Mengapa Investor Peduli pada ROI ESG

Perhatian pada ESG kini bukan tentang ideologi, melainkan logika keuangan. Beragam riset menunjukkan bahwa peringkat ESG yang lebih tinggi berbanding lurus dengan turunnya biaya modal hingga 10%, memudahkan akses perusahaan yang berpraktik ESG dengan baik terhadap pendanaan yang lebih murah dan mudah.

Selain itu, performa ESG yang baik terkait langsung dengan menurunnya volatilitas nilai saham dan risiko fraud, korupsi, maupun pelanggaran etika lainnya. Bagi investor, ESG bukan hanya simbol komitmen tata kelola—melainkan instrumen mitigasi risiko jangka panjang. Perusahaan dengan ESG yang kuat akan lebih jarang terkena sanksi, gangguan pasar, atau kejutan regulasi.

Termasuk dalam indeks ESG seperti FTSE4Good atau FTSE4Good Bursa Malaysia bukan sekadar simbolis. Hal ini menandakan kepada pasar global bahwa perusahaan telah mengelola risiko ESG secara bertanggung jawab, sehingga banyak investor institusi hanya mau mempertimbangkan perusahaan yang mampu membuktikan kinerja ESG secara konsisten dan terukur.

Jika Anda ingin mengetahui kriteria indeks tersebut, simak panduan: Panduan FTSE4Good Bursa Malaysia lengkap dengan hal-hal penting yang wajib dipahami perusahaan berkelanjutan tentang FTSE4Good.

This is why investors care. ESG Return on investment (ROI) is a proxy for governance quality, operational discipline, and market relevance.

Cara Mengukur ROI ESG: Framework yang Efektif

Mengukur ROI ESG memang tidak semudah menghitung pertumbuhan penjualan. Manfaat ESG tersebar pada performa keuangan, reputasi brand, hingga akses pasar. Maka framework sistematis sangat membantu tim keberlanjutan dan keuangan membuktikan nilai ESG secara konkret.

  • Financial ROI adalah yang paling mudah diamati. Efisiensi energi menurunkan biaya operasi. Pengelolaan limbah dan air yang baik mengurangi denda dan penalti. Praktik kepatuhan yang kuat juga memangkas risiko hukum. Dalam banyak kasus, penghematan biaya dari investasi ESG dapat dirasakan dalam beberapa tahun.
  • Reputational ROI lebih rumit diukur, namun tak kalah berharga. Konsumen kini semakin selektif terhadap brand yang mereka dukung; begitu pula talenta dan investor. Perusahaan dengan citra ESG baik akan lebih mudah menarik dan mempertahankan karyawan unggul. Citra positif juga memperkuat loyalitas pelanggan dan menurunkan biaya rekrutmen secara keseluruhan.
  • Market ROI muncul dari peluang yang hanya terbuka untuk mereka yang punya performa ESG baik. Sustainability-linked loan sering menawarkan akses pendanaan dengan syarat lebih menarik. Masuk indeks ESG atau memperoleh sertifikasi ESG juga memudahkan akses permodalan atau menjadi prasyarat mengikuti tender, terutama di pasar yang teregulasi.

Jika perusahaan Anda masih ragu, sesuaikan pelaporan dengan framework yang diakui. Baca selengkapnya: Enam Framework ESG Utama dan cara memilih yang tepat.

Dengan memetakan inisiatif ESG ke dalam dimensi-finansial, reputasi, dan pasar, perusahaan dapat mengukur hasil secara spesifik dan meyakinkan—tidak hanya untuk investor, tapi juga stakeholder internal.

Tetapkan Tujuan Keberlanjutan yang Jelas Sejak Awal

Sebagian besar perusahaan gagal dalam mengukur ROI ESG karena tidak memulai dengan target yang jelas. Komitmen umum seperti “mengurangi jejak karbon” atau “menjadi lebih hijau” sangat sulit diukur dan mudah diabaikan. Strategi yang kredibel harus diawali dengan target yang spesifik, dapat diukur, realistis, relevan, serta berbatasan waktu yang jelas.

Contoh:

  • Environmental: Mengurangi emisi Scope 3 sebesar 40% dibanding baseline tahun 2020 pada 2030.
  • Social: Menurunkan tingkat turnover karyawan 10% dalam tiga tahun dengan menjalankan program kesejahteraan kerja.
  • Governance: Mengurangi potensi denda regulasi melalui pelatihan kepatuhan wajib untuk semua manajemen senior.

Target-target ini selaras langsung dengan kinerja operasional dan keuangan bisnis. Lebih jauh, hal ini juga menghindari tuduhan greenwashing yang kini menjadi isu regulasi utama, terutama di pasar Uni Eropa.

Untuk menghindari ketertinggalan, khususnya di wilayah dengan regulasi ESG yang makin ketat, pelajari juga landscape ESG Malaysia terbaru: Pajak Karbon 2026, CBAM, dan panduan kepatuhan ESG lainnya.

Enam Prinsip Penting dalam Menghitung ROI ESG

  1. Prioritaskan Manajemen Risiko. Strategi ESG yang baik harus mampu mengantisipasi guncangan eksternal—mulai dari pajak karbon hingga gangguan rantai pasok—sehingga eksposur biaya tak terduga bisa dikurangi secara signifikan.
  2. Berpikir Jangka Panjang. Return on investment pada ESG tidak selalu bisa langsung terlihat. Panel surya atau inisiatif inklusi biasanya membutuhkan waktu, namun nilai yang dihasilkan sangat nyata. Terimalah waktu pengembalian investasi yang lebih lama sebagai bagian dari visi jangka panjang.
  3. Gunakan Data dan Monitoring yang Akurat. Sistem pelaporan ESG yang matang jauh lebih bernilai ketimbang sekadar reporting formalitas. Framework yang ketat tidak selalu langsung mendatangkan penghematan, namun menjadi syarat agar bisnis bisa merasa tenang dan tetap patuh aturan.
  4. Jangan Hanya Mengejar Angka Indah. Tidak semua inisiatif ESG akan memberikan hasil pesat dan rapi. Akan ada trade-off. Fokuslah pada inisiatif yang paling berdampak besar, meski memerlukan waktu atau tidak sepenuhnya mulus secara administratif.
  5. Evaluasi Dampak Tidak Langsung. Banyak manfaat ESG tidak muncul sebagai penghematan di laporan keuangan, tapi tercermin dalam hal seperti penurunan turnover karyawan atau meningkatnya loyalitas pelanggan.
  6. Perhitungkan Biaya Peluang. Tidak bertindak dalam ESG sama saja dengan kehilangan peluang pasar baru, pembiayaan yang lebih murah, atau risiko penolakan dari pelanggan. Kegagalan ESG jarang netral—biasanya malah menjadi liability bisnis.

Cara Memaksimalkan ROI pada ESG

Teori tentang ROI pada ESG memang menarik, namun mengubah ESG jadi hasil nyata butuh disiplin. Berikut beberapa langkah konkret yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan ROI dari inisiatif ESG Anda.

Pertama, fokus pada isu-isu material

Setiap industri memiliki risiko ESG yang berbeda. Pada sektor energi, misalnya, perubahan iklim serta emisi merupakan isu utama. Di bidang teknologi, perlindungan data dan praktik ketenagakerjaan menjadi prioritas. Menentukan isu paling relevan sesuai sektor memastikan alokasi investasi ESG menyasar area yang strategis.

Kedua, selaraskan pelaporan dengan standar yang diakui investor

Framework internasional seperti Global Reporting Initiative (GRI), Sustainability Accounting Standards Board (SASB), ataupun Task Force on Climate-related Financial Disclosures (TCFD) akan mendukung kredibilitas dan memudahkan benchmarking antar sektor. Investor tidak ingin narasi yang dibuat-buat; mereka ingin data dan standar yang dapat dibandingkan lintas industri.

Untuk perusahaan publik di Malaysia, pelajari juga panduan praktis: cara mendapatkan ESG rating yang optimal.

Ketiga, investasi pada SDM dan sistem, bukan hanya tools

Monitoring ESG memang penting, namun eksekutor keberlanjutan tetaplah manusia. Pelatihan dan upskilling pegawai sangat krusial agar prinsip keberlanjutan terimplementasi di seluruh proses. Di Malaysia, HRD Corp Funding dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan SDM di bidang ESG. Di tingkat ASEAN, Elite Asia juga menyediakan pelatihan khusus yang membantu bisnis menerapkan transformasi keberlanjutan secara menyeluruh.

Jadwalkan konsultasi gratis bersama trainer kami untuk menilai tingkat kematangan ESG perusahaan Anda dan merancang program pelatihan ESG yang dikustomisasi menuju kepemimpinan keberlanjutan.

Keempat, pantau eksposur terhadap isu kontroversial

Nilai ESG bukan hanya soal pencapaian, tetapi juga komitmen menghindari insiden yang berdampak buruk. Skandal terkait hak pekerja maupun pelanggaran tata kelola berpotensi menihilkan seluruh kemajuan yang sudah dicapai..

Rumus Menghitung ESG ROI

Kalkulator ROI keberlanjutan dapat membantu mengubah data ESG yang kompleks menjadi angka yang jelas dan terukur.

ROI (%) = (Net project benefits ÷ Project costs) × 100

Menghitung manfaat bersih (net benefits) termasuk biaya yang dihindari, penghematan, dan tambahan arus pendapatan. Misalnya, jika program efisiensi energi Anda bernilai USD 1 juta tetapi menghemat USD 1,6 juta dari tagihan listrik per tahun, ROI-nya adalah 60%.

Biaya yang dihindari sangat menentukan perhitungan. Mengkuantifikasi risiko jika perusahaan tidak bertindak—seperti denda regulasi, rusaknya reputasi, atau gangguan akibat perubahan iklim—menunjukkan bahwa ESG bukan hanya pilihan etis, tetapi juga kebutuhan finansial.

Menyajikan ROI kepada Stakeholder

Data saja jarang cukup meyakinkan dewan direksi. Framing sangat penting. Kaitkan hasil ESG dengan strategi bisnis inti, kinerja keuangan, dan mitigasi risiko. Konversikan metrik non-keuangan ke perhitungan finansial: misal, turnover yang lebih rendah berarti penghematan rekrutmen, emisi yang turun berarti bebas dari pajak karbon.

Yang terpenting, bandingkan hasil ESG Anda dengan para pesaing. Rating ESG bersifat relatif. Menunjukkan posisi Anda di peringkat 20% teratas industri lebih persuasive dibandingkan hanya menunjukkan satu angka performa.

Mengapa Banyak Perusahaan Gagal Mendapatkan ROI ESG

Meski kaitan antara ESG dan nilai bisnis kini semakin jelas, banyak perusahaan masih gagal membuktikan ROI ESG mereka. Penyebab utama: terlalu mengandalkan narasi indah dibanding data konkret. Laporan keberlanjutan penuh jargon tanpa pengukuran dampak nyata hanya jadi dokumen formal tanpa fungsi nyata.

Kesenjangan lain sering muncul antara kebijakan dan implementasi. Perusahaan mungkin punya deklarasi ambisius tapi performa lapangan tak diukur secara disiplin. Tanpa data terukur, investor tidak akan percaya dengan klaim keberlanjutan perusahaan.

Tata kelola juga bisa jadi celah. ESG yang hanya dipegang segelintir staf tanpa dukungan dewan direksi dianggap kurang kredibel. Investor akan lebih menghargai jika ESG sudah menjadi prioritas strategis. 

Inilah sebabnya perusahaan dengan capaian ESG yang nyata sering menjadi anggota indeks ESG seperti FTSE4Good—karena bukan hanya laporan indah, tapi disiplin dan akuntabilitas yang dibutuhkan.

ROI ESG adalah Strategi dalam Tindakan

Bukti yang ada sudah jelas. ROI ESG benar-benar nyata, dapat diukur, dan berdampak pada kinerja bisnis. Perusahaan dengan praktik ESG yang kuat umumnya memiliki biaya operasional lebih rendah, akses pendanaan yang lebih luas, dan reputasi yang lebih baik. Namun, masih banyak organisasi yang kesulitan membuktikannya, sehingga rawan diragukan dan tidak dilirik oleh indeks investor utama.

Kini, pertanyaannya: apakah perusahaan Anda memandang ESG sebagai penggerak nilai strategis atau hanya sekadar dokumen kepatuhan semata?

Di Elite Asia, kami membantu menjembatani kesenjangan ini. Layanan konsultasi ESG kami dirancang untuk menyelaraskan pelaporan dengan standar global.